BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis
gas darah sering digunakan untuk mengidentifikasi gangguan asam-basa spesifik
pada tingkat kompensasi yang telah terjadi, meskipun biasanya pemeriksaan ini
menggunakan specimen dari darah arterial.. Jika sampel darah arteri tidak dapat
diperoleh suatu sampel vena campuran dapat juga digunakan.
Pemahaman
yang mendalam tentang fiaologi asam basa memiliki peran yang sama pentingnya
dengan pemahaman terhadap fisiologi jantung dan paru pada pasien-pasien kritis.
Telah banyak perkembangan dalam pemahaman fisiologi asam basa, baik dalam suatu
larutan maupun dlam tubuh manusia. Pendekatan tradisional dalam menganalisa
kelainana asam basa adalah dengan menitikberatkan pada rasio antara bikarbonat
dan karbondioksida, namun cara tersebut memiliki beberapa kelemahan. Saat ini
terdapat pendekatan yang sudah diterima yaitu dengan pendekatan Stewart, dimana
pH dapat dipengaruhi secara independent oleh tiga factor, yaitu strong ion
difference (SID), tekanan parsial CO2, dan total konsentrasi asam lemah yang
terkandung dalam plasma.
Kelainan
asama basa merupakan kejadian yang sering terjadi pada pasien-pasien kritis.
Namun, pendekatan dengan metode sederhana tidak dapat memberikan gambaran
mengenai prognosis pasien. Pendekatan dengan metode Stewart dapat menganalisa
lebih tepat dibandingkan dengan metode sederhana untuk membantu dokter dalam
menyimpulkan outcome pasien.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
Permasalahan yang dibahas dalam makalah Blood Gas Analyzer atau analisa gas
darah adalah:
1. Apa
saja yang dimaksud dengan dari Blood Gas Analyzer ?
2. Bagaimana
cara kerja pada Blood Gas Analyzer?
3. Apa
kelebihan dan kekurangan dari Blood Gas Analyzer?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui Blood
Gas Analyzer
2.
Untuk mengetahui cara
kerja Blood Gas Analyzer
3. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Blood Gas Analyzer
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Blood
Gas Analyzer
2.1.1
Definisi
Analisa gas darah merupakan salah satu
alat diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk mengetahui status
oksigenasi dan keseimbangan asam basanya. Manfaat dari pemeriksaan analisa gas
darah tersebut bergantung pada kemampuan dokter untuk menginterpretasi hasilnya
secara tepat.
Pemeriksaan Analisa gas darah penting
untuk menilai keadaan fungsi paru-paru.pemeriksaan dapat dilakukan melalui
pengambilan darah astrup dari arteri radialis,brakhialis,atau formalis.
Gas darah arteri memungkinkan untuk
pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar
karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau
kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas
digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat
yang akut dan menahun. Meskipun biasanya pemeriksaan ini menggunakan spesimen
dari darah arteri,jika sampel darah arteri tida dapat diperoleh suatu sampel
vena campuran dapat digunakan.
Pemeriksaan gas darah juga dapat
menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita
tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah
dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.
Pada dasarnya pH atau derajat keasaman
darah tergantung pada konsentrasi ion H+ dan dapat dipertahankan dalam
batas normal melalui 3 faktor, yaitu:
1. Mekanisme dapar kimia
2. Mekansime
pernafasan.
3. mekanisme ginjal .
Terdapat 4 macam dapar kimia dalam tubuh, yaitu:
1. Sistem dapar
bikarbonat-asam karbonat
2. Sistem dapar fosfat
3. Sistem dapar protein
4. Sistem dapar hemoglobin
Mekanismenya terdiri
dari:
1.
Mekanisme pernafasan
2.
Mekanisme ginjal
3.
Reabsorpsi ion HCO3-
4.
Asidifikasi dari garam-garam dapar
5.
Sekresi ammonia
2.1.2
Gangguan
Asam Basa sederhana
Gangguan
asam basa primer dan kompensasinya dapat diperlihatkan dengan memakai persamaan
yang dikenal dengan persamaan Henderson-Hasselbach. Persamaan asam basa
adalah sebagai berikut:
Persamaan ini menekankan bahwa perbandingan asam
dan basa harus 20:1 agar pH dapat dipertahankan dalam batas normal. Persamaan
ini juga menekankan kemampuan ginjal untuk mengubah bikarbonat basa melalui
proses metabolik, dan kemampuan paru untuk mengubah PaCO2 (tekanan
parsial CO2 dalam darah arteri) melalui respirasi. Nilai normal pH adalah 7,
35- 7,45. berikut ini adalah gambaran rentang pH:
Perubahan satu atau dua komponen tersebut
menyebabkan gangguan asam dan basa. Penilaian keadaan asam dan basa berdasarkan
hasil analisa gas darah membutuhkan pendekatan yang sistematis. Penurunan
keasaman (pH) darah < 7,35 disebut asidosis, sedangkan peningkatan keasaman
(pH) > 7,45 disebut alkalosis. Jika gangguan asam basa terutama
disebabkan oleh komponen respirasi (pCO2) maka disebut
asidosis/alkalosis respiratorik, sedangkan bila gangguannya disebabkan oleh
komponen HCO3 maka disebut asidosis/alkalosis metabolik. Disebut
gangguan sederhana bila gangguan tersebut hanya melibatkan satu komponen saja
(respirasi atau metabolik), sedangkan bila melibatkan keduanya (respirasi dan
metabolik) disebut gangguan asam basa campuran.
Berikut
terdapat klasifikasi gangguan asam basa primer :
1. Normal bila tekanan CO2
40 mmHg dan pH 7,4. Jumlah CO2 yang diproduksi dapat dikeluarkan melalui
ventilasi.
2. Alkalosis respiratorik.
Bila tekanan CO2 kurang dari 30 mmHg dan perubahan pH, seluruhnya tergantung
pada penurunan tekanan CO2 di mana mekanisme kompensasi ginjal belum terlibat,
dan perubahan ventilasi baru terjadi. Bikarbonat dan base excess dalam
batas normal karena ginjal belum cukup waktu untuk melakukan kompensasi.
Kesakitan dan kelelahan merupakan penyebab terbanyak terjadinya alkalosis
respiratorik pada anak sakit kritis.
3. Asidosis respiratorik.
Peningkatan tekanan CO2 lebih dari normal akibat hipoventilasi dan dikatakan
akut bila peninggian tekanan CO2 disertai penurunan pH. Misalnya, pada
intoksikasi obat, blokade neuromuskuler, atau gangguan SSP. Dikatakan kronis
bila ventilasi yang tidak adekuat disertai dengan nilai pH dalam batas normal,
seperti pada bronkopulmonari displasia, penyakit neuromuskuler, dan gangguan
elektrolit berat.
4. Asidosis metabolik yang
tak terkompensasi. Tekanan CO2 dalam batas normal dan pH di bawah 7,30.
Merupakan keadaan kritis yang memerlukan intervensi dengan perbaikan ventilasi
dan koreksi dengan bikarbonat.
5. Asidosis metabolik
terkompensasi. Tekanan CO2 < 30 mmHg dan pH 7,30–7,40. Asidosis metabolik
telah terkompensasi dengan perbaikan ventilasi.
6. Alkalosis metabolik tak
terkompensasi. Sistem ventilasi gagal melakukan kompensasi terhadap alkalosis
metabolik ditandai dengan tekanan CO2 dalam batas normal dan pH lebih dari 7,50
misalnya pasien stenosis pilorik dengan muntah lama.
7. Alkalosis metabolik
terkompensasi sebagian. Ventilasi yang tidak adekuat serta pH lebih dari 7,50.
8. Hipoksemia yang tidak
terkoreksi. Tekanan oksigen kurang dari 60 mmHg walau telah diberikan oksigen
yang adekuat
9. Hipoksemia terkoreksi.
Pemberian O2 dapat mengoreksi hipoksemia yang ada sehingga normal.
10. Hipoksemia dengan
koreksi berlebihan. Jika pemberian oksigen dapat meningkatkan tekanan oksigen
melebihi normal. Keadaan ini berbahaya pada bayi karena dapat menimbulkan retinopati
of prematurity, peningkatan aliran darah paru, atau keracunan oksigen. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang lain seperti konsumsi dan
distribusi oksigen.
2.1.3
Tujuan
Tujuan dari analisa gas
darah ada 3, yaitu :
1. Menilai tingkat
keseimbangan asam dan basa
2. Mengetahui kondisi
fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
3. Menilai kondisi fungsi
metabolisme tubuh
2.1.4
Indikasi
Indikasi dari pasien yang harus melakukan analisa gas darah yaitu :
1. Pasien dengan penyakit
obstruksi paru kronik.
2. Pasien dengan edema
pulmo .
3. Pasien akut respiratori
distress sindrom (ARDS).
4. Infark miokard
5. Pneumonia
6. Klien syok
7. Post pembedahan coronary
arteri baypass.
8. Resusitasi cardiac
arrest
9. Klien dengan perubahan
status respiratori
10. Anestesi yang terlalu
lama.
2.1.5
Faktor
yang mempengaruhi Pemeriksaan BGA
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi
pemeriksaan BGA:
1.
Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika
terdapat udara dalam sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga
bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan
meningkat.
2.
Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas
darah dalam tabung. Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan
CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap
pH dihambat oleh keasaman heparin.
3.
Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang
hidup. Sebagai jaringan hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2.
Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan.
Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin
beberapa jam.
11.Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan
yang menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan
PCO2.
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis
atau alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan
hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen
merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah.
2.1.6
Komplikasi
1.
Apabila jarum sampai
menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri
2.
Perdarahan
3.
Cidera syaraf
4.
Spasme arteri
2.2
Cara
Kerja
2.2.1 Pre Instumentasi
1. Persiapan Pasien
a. Jelaskan
prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan
b. Jelaskan
bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit
c. Jelaskan komplikasi yang
mungkin timbul.
2. Bahan Pemeriksaan ; darah, serum, plasma
3. Parameter :
a. Blood Gas Parameters : pH, PCO2, PO2
b. Electrolyte Parameters : Sodium (Na+), Potassium (K+),
Chloride (Cl–), Calcium (Ca2+)
c. Hematocrit (Hct)
4. Persiapan Sampel
a.
Lakukan pengambilan sampel darah arteri yang letaknya dapat dilakukan pada:
1.
Arteri
Radialis, merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai
untuk fungsi arteri kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem juga
apabila Allen test negatif.
2. Arteri Dorsalis Pedis,
merupakan pilihan kedua.
3. Arteri Brachialis,
merupakan pilihan ketiga karena lebih banyak resikonya bila terjadi obstruksi
pembuluh darah.
4. Arteri Femoralis,
merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas
tidak dapat diambil. Bila terdapat
obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh /
tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan
berlangsung lama dapat menyebabkan kematian
jaringan. Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat terjadi
percampuran antara darah vena dan arteri.
b. Penambahan
antikoagulan berupa lithium heparin 240-250 unit tiap 1 cc darah.
c. Alat
pengambilan sampel menggunakan semprit khusus
d.
Dilakukan pengukuran suhu badan serta kadar hemoglobin pasien.
e.
Pengecekan BGA dan reagen
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah
1.
Penusukan
tepat pada arteri ditandai dengan darah yang keluar berwarna segar dan
memancar.
2.
Spesimen
dimasukkan ke dalam kantong es bila tempat pemeriksaan jauh.
3.
Cantumkan
suhu pasien, jam pengambilan darah dan konsentrasi oksigen yang diberikan.
4.
Daerah/lokasi
pengambilan darah arteri harus bergantian.
2.2.2
Analisis
a. Prinsip
Gas sampel yang diambil melalui probe akan masuk ke setiap sampel sel secara
bergiliran dimana gas sampel akan dibandingkan dengan gas standar melalui
pemencaran system infra
red dimana akan menghasilkan perbedaan panjang gelombang yang akan
dikonversi receiver menjadi signal analog (420).
b.
Bagian-bagian BGA
|
|
|





Tempat Sampel

Tampilan ID pasien

Tampilan Menu
d.
Cara
Kerja
1.
Nyalakan power ON
2.
Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara
tekan calibrate kemudian enter. Alat akan melakukan kalibrasi secara otomatis.
3.
Apabila ada sample pemeriksaan sebelum melakukan pemeriksaan tekan
status untuk mengetahui kondisi apakah pH, PCO2 dan PO2 kondisinya
OK. Jika OK sample langsung dapat diperiksa. Setelah dilakukan pemeriksaan,
alat ini akan mengkalibrasi secara otomatis.
4.
Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat
sudah siap melakukan pemeriksaan, tekan Analyzer. Selang pengisap sample akan
keluar secara otomatis kemudian masukan sample bersamaan tekan lagi analyzer
sampai sample terhisap secara otomatis selang akan masuk sendiri.
Wadah sampel yang dimasukkan ke selang dapat disesuaikan dengan
kondisi.
a.
Syringe
Untuk pengukuran gas darah menggunakan syringe 2 mL. The Vitalpath
Analyzer akan langsung mengaspirasi dari jarum suntiknya.

b.
Tabung Koleksi Heparin
Dapat juga
menggunakan tabung DRI-CHEM ® 4000 atau
DRI-CHEM ® 7000 yang sudah berisi heparin. Dengan ukuran tabung 0,5 mL dan 1,5 mL.
DRI-CHEM ® 7000 yang sudah berisi heparin. Dengan ukuran tabung 0,5 mL dan 1,5 mL.

c.
Tabung Kapilari
Ketika pasien mengalami dehidrasi atau memerlukan sampel yang
sedikit, atau saat melakukan pemeriksaan ulang dapat menggunakan tabung
kapilari berisi 140 uL.

5.
Lakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample
ID , HB, suhu badan, jenis sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume
oksigen yang dilorelasi dengan persen lihat daftar), kemudian clear 2x.
6.
Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif
cepat hasil akan keluar melalui printer.
e.
Quality
Control
Quality control
digunakan untuk menjamin kualitas instrument sehari-hari guna menjaga akurasi
dan realibilitas hasil pasien melalui tes kontrol eksternal dengan mengetahui rentang
nilai yang dapat diterima untuk setiap tes yang dilakukan. Hal ini memungkinkan
dokter untuk menafsirkan data laboratorium dengan lebih percaya diri. Protokol
™ TrueQC Heska yang berpola
setelah Pedoman ASVCP dan termasuk proses untuk melaksanakan program
QC sederhana dan dapat diandalkan yang memvalidasi faktor penting yang melekat untuk
pengujian di rumah sakit. Pengujian QC harian sejalan dengan praktek
laboratorium standar dan memberikan kepastian dan validasi hasil laboratorium yang
akurat.
Rekomendasi
untuk QC untuk Analyzer VitalPath termasuk menjalankan materi QC
harian pada
awal setiap hari, sebelum setiap sampel pasien yang dijalankan. ini sederhana protokol
memastikan kinerja optimal dari analisa, reagen, dan operator, dan
memberikan keyakinan sepenuhnya pada hasil.
2.2.3
Post
Instrumentasi
1.
Hasil pemeriksaan yang tertera pada layar
dilihat dan diamati
2.
hasil pemeriksaan dicetak
3.
hasil pemeriksaan pada data pasien dicatat pada log book
2.3
Kelebihan
dan Kekurangan
Kelebihan :
1.
Kalibrasi secara otomatis setelah pemeriksaan
sampel
2.
Hasilnya cepat
3.
Akurat
4.
Fleksibel karena wadah sampel bisa disesuaikan
dengan kondisi.
5.
Mencakup elektrolit, hematokrit, dan gas darah.
6.
Hasil pmeriksaan sudah diklasifikasikan dalam
keadaan normal atau tidak sehinggan memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
Kekurangan :
1.
Mahal
2.
Penggunaannya harus terus menerus
3.
Perawatan harus rutin dilakukan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari pembahasan makalah diatas adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
dari analisa gas darah adalah mengetahui fungsi jantung dengan pemeriksaan
dapat dilakukan melalui pengambilan darah astrup dari arteri
radialis,brakhialis,atau formalis,selain itu Menilai tingkat keseimbangan asam
dan basa dan terakhir Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh.
Gangguan asam basa primer dan kompensasinya
dapat diperlihatkan dengan memakai persamaan yang dikenal dengan persamaan
Henderson-Hasselbach.
Pemeriksaan analisa gas darah dapat
mengindikasikan penyakit Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik, dema
pulmo, pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS) , Infark miokard,
Pneumonia.
Faktor yang mempengaruhi analisa gas darah
anatara lain : gelembung udara, antikoagulan, metabolisme, dan suhu.
2.
Hal yang harus diperhatikan
dalam pra instrumentasi yaitu pengambilan sampel/ sampling, alat, dan reagen.
Pada proses pengerjaan sampel yang harus
diperhatikan adalah standar operasional prosedur yang meliputi sampel, quality
control, dan kalibrasi.
Sedangkan pada pasca instrumentasi hal yang
harus diperhatikan adalah pengolahan data.
3. Kelebihan
dari analisa gas darah jenis Vitalpath adalah kalibrasi secara otomatis setelah
pemeriksaan sampel, hasilnya cepat, akurat, fleksibel karena wadah sampel bisa
disesuaikan dengan kondisi, mencakup elektrolit, hematokrit, dan gas darah, dan
hasil pmeriksaan sudah diklasifikasikan dalam keadaan normal atau tidak sehinggan
memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Sedangkan kekurangannya adalah mahal,
penggunaannya harus terus menerus, perawatan harus rutin dilakukan.
3.2
Saran
Dalam pemeriksaan analisa gas darah harus
diperhatikan pre instrumentasi, proses pemeriksaan dan pasca instrumentasi agar
didapatkan hasil yang akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
nama alatnya, apa yaaa..?
BalasHapustrimakasih sangat membantu bagi kami anak elektro medik :D
BalasHapus